Liputan6.com, Mentawai: Awan hitam menyelimuti Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, 25 Oktober silam. Seketika pula menjadi hari yang kelam bagi warga Mentawai. Gempa yang disusul tsunami datang tiba-tiba memorak-porandakan pulau di bagian barat Indonesia itu.
Setidaknya, 511 jiwa tewas dan ribuan lainnya kehilangan rumah serta mata pencaharian. Ribuan korban tsunami pun kini hidup dalam keterbatasan di pengungsian. Perhatian bagi mereka juga terus berkurang. Kendati, Suster Yosefia tetap memberikan kasihnya bagi yang lemah.
Lokasi yang sulit dijangkau tidak menjadi halangan bagi Yosefia untuk berbagi dengan sesama. Bersama kelompoknya dari Pastoran Santa Maria Asumpta Sikakap, ia rutin mengunjungi para korban, menyemangati, memulihkan trauma, memberikan pengobatan mereka. Bukan cuma itu, Yosefia tak segan membantu melanjutkan pendidikan anak-anak.
Hingga kini sudah 10 tahun Yosefia bertugas di Mentawai. Hal inilah yang membuatnya semakin dekat dengan lingkungan sekitar. Ia terus berupaya menggalang bantuan untuk meringankan penderitaan. Keberadaan Suster Yosefia mampu membangkitkan semangat para korban tsunami untuk melanjutkan hidupnya yang sudah porak-poranda.
Yosefia yakin, nantinya Mentawai akan pulih seperti sedia kala. Dan apa pun kondisi dan halangan yang dihadapi, Yosefia tetap bertekad melindungi yang lemah agar masa depan Mentawai lebih baik.(ASW/ANS)
26 Dec, 2010
--
Source: http://id.news.yahoo.com/lptn/20101226/tpl-suster-yosefia-berbagi-kasih-di-ment-9c562ac.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar